Hari ini, ketika pikiran saya sedang bekerja mencari topik untuk thesis. Otak saya berlari ke masa lampau. Mengingatkan kembali perjuangan meraih gelar s1. Bagaimana skripsi yang saya tulis bisa cukup memuaskan saya dan dosen penguji yang memang saya kagumi.
Hari itu, 8 Oktober 2013
Saya, Sehat dan Twi, kita bertiga berjuang dengan bekal karya kita masing-masing
Bukan lagi nilai terbaik yang kami harapkan tapi pengakuan dari para dosen penguji yang memang sangat kami hormati dan kami kagumi.
Meski di luar sana beliau-beliau terkenal "killer" dan banyak dari mahasiswa yang berusaha menghindari. Tapi kami dipertemukan dengan beliau bersama-sama dalam satu ruang dan satu waktu.
How amazed that's moment.?
Bagaimana tidak, beliau-beliau sudah menerima draft kami 2 minggu sebelum sidang. Sudah membaca dan menganalisisnya.
Masi sangat ingat di benak saya bagaimana rasanya, bagaimana aura yang tercipta di dalam ruangan dan bagaimana perasaan kami. Ujian macam apa ini? Twi ada di dalam ruang sidang selama 55 menit, saya 45 menit, dan sehat 35 menit.
Ketika pengumuman kami terdiam, tidak ada ekspektasi apapun, tidak ada bayangan dan ketika diumumkan tidak ada ekspresi yang keluar dari raut wajah kami. Sampai pengumuman diulang 3 kali, sampai ketua penguji berujar "kalian bertiga dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan, mau atau tidak? Kalau tidak saya cabut lagi hlo" barulah kami bertiga tersadar dan tertawa. Entah ekspresi awal tadi karena shocked atau apa. Kami bertiga memiliki ekspresi sama dan datar. Masih sulit menerima. Bagaimana tidak, diberikan nilai dan diuji oleh penguji yang memang sangat pantas menguji.
Perjuangan kami selama satu tahun rasanya tidak sia-sia. Tangis, peluh dan keringat yang kami keluarkan dalam proses selama ini terbayar lunas dan manis. Dan kami yakin "tidak ada hasil yang menghianati proses"
Sekarang, setelah kami berpisah dan mengarah pada jalan kami masing-masing. Kami masi menjalin komunikasi dan berdiskusi ringan entah memgenai akademis ataupun obrolan berat seputar kehidupan. Meski menjadi single fighter, doa dan dukungan mereka masih saya rasakan. Itulah pertemanan yang saling mendukung. Teman yang ada di titik terendah saya dulu, sekarang menjadi bagian dari teman-teman terbaik yang saya miliki.
Semoga, saya yang akan memulai perjuangan baru bisa mengulang keberhasilan masa lalu dengan lebih baik.
Miss you my other quality friends Sehat Dinati Simamora Dan Ratih Twi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar