Selasa, 06 Oktober 2015

NBCC 2015 Pegadaian

Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga kembali menantang seluruh mahasiswa MM/MBA se-Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan bisnis dalam National Business Case Competition 2015 dengan tema “Pegadaian: Transformasi di Masa Depan”. Setiap tim terdiri dari 3 mahasiswa dan 10 Finalis terpilih akan diundang untuk mempresentasikan idenya dalam acara Final NBCC 2015 di Surabaya.

Pendaftaran: 5-30 Oktober 2015
Penerimaan Kasus: 2 November 2015
Batas Akhir Pengumpulan Kasus: 8 November 2015
Pengumuman 10 Finalis: 27 November 2015
Technical Meeting: 11 November 2015
Semifinal & Final NBCC: 12 Desember 2015
Awarding: 13 Desember 2015

Pendaftaran dapat dilakukan dengan mengisi formulir melalui linkhttps://goo.gl/EYZp9k dan mengirimkannya kembali melalui email:nbcc2015.unair@gmail.com.
Terimakasih. 

CP:
Arif 0812-3484-2328
Sheila 0813-3511-8857

Link poster: q-r.to/3XUv

Senin, 05 Oktober 2015

Perubahan itu meringankan beban di pundak


Roda kehidupan memang berputar, dan seiring berjalannya waktu sudah selayaknya diri berproses.
Proses yang menunjukkan suatu progres yang lebih baik.
Saya tidak akan bilang bahwa diri saya adalah sosok yang baik
Tapi jika boleh membuat suatu perbandingan diri saya dimasa lalu, saya bisa mengatakan ada hal-hal yang saya nilai lebih baik saat ini.
Utamanya dalam self control terhadap stress dan bagaimana saya menghadapi masalah.

Ya saat ini bisa dibilang jauh berbeda. Untuk ukuran ritme hidup dan beban seperti sekarang ini mungkin saya yang dulu akan sering sakit, bolak balik ugd, ataupun mencari pelarian pelarian untuk melupakan tanpa menyelsaikan.Tappi Ya, saya memilih untuk berdamai dengan diri sendiri. Mencoba mencari hal-hal yang masi bisa saya syukuri dari keadaan yang saya miliki.

Didalam situasi terburuk sekalipun, sesungguhnya Tuhan masih menyelipkan hal-hal yang bisa disyukuri.
Ketika dilema keluarga datang dan membebani kembali, saya yang dulu mungkin akan marah dan menghujat diri sendiri atas ketidak mampuan saya. Namun sekarang saya ketika hal itu datang menghampiri, saya masih bisa bersyukur bahwa setidaknya keluarga saya masih lengkap. Saya masih memiliki kesempatan untuk berbicara, mendengarkan omelan dan pertengkaran orangtua, curhatan adik-adik saya, dan masalah-masalh yang terjadi di rumah. Mungkin saja hal-hal demikian belum tentu bisa dirasakan oleh orang lain.

Saat menghadapi kegagalan dalam akademik maupun organisasi, saya akan marah memang, marah atas ketidak mampuan saya, marah atas penyesalan saya yang tidak berusaha semaksimal mungkin. Namun, kemarahan dan penyesalan itu tidak untuk dipupuk lebih lama sehingga menjadi keterpurukan. Kegagalan itu yang pada akhirnya menjadi vitamin untuk berjuang kembali saat kesempatan lain datang. Mungkin bukan kesempatan yang sama, tapi percaya saja bahwa kegagalan diawal merupakan bagian dari proses untuk meraih sesuatu yang lebih baik lagi.

Masalah lain yang dulu bisa membuat saya sangat stress adalah masalah keuangan dan saya yakin ini adalah masalah mayoritas semua orang. Kalau dipikir lagi dengan kondisi saya sekarang berstatus sebagai mahasiswa s2 yang seperti yang orang tau dana yang dikeluarkan tidaklah sedikit, bukan hanya untuk  biaya sekolahnya tapi juga biaya tugas dan lain-lainnya. Disaat saya tidak lagi menyandang status sebagai karyawan, tidak lagi memiliki penghasilan tetap, itu artinya tidak ada jaminan apapun bagi saya berkaitan dengan masalah keuangan. Dalam situasi demikian, mungkin saya bisa dikatakan gila. Tapi kenyataannya saya masih sangat bisa menikmati hidup. Jangan tanya uang darimana saya bisa memiliki uang. Selain dari sedikit pemberian orang tua yang sekenanya juga, Berbagai pekerjaan paruh waktu saya jalani. Mulai dari marketing kantor jasa akuntansi, konsuktan psikologi sampai menjadi make up artis. Tapi itu semua bisa saya nikmati. Ketika saya lelah saya tinggal duduk sambil menikmati secangkir kopi dan memikirkan hal-hal baik sembari menikmati hembusan angin. Meski demikian, tidak jarang saya tidak memiliki uang. Untuk makan kadang saya hanya mengandalkan makan malam di kampus yang sudah menjadi bagian dari spp, tidak jarang juga rejeki dalam bentuk makanan mampir ke kamar saya, entah dari tetangga kamar, tante kost, atau dari si mas. Alhamdulillahnya selama setengah tahu  lebih saya tidak pernah merasakan nelangsa karena kelaparan. Kadang juga sewaktu mau berangkat kuliah dan tidak memiliki cukup uang. Bahkan untuk sekedar beli bensin. Saya bisa saja merasa "nelangsa" tapi saya lebih memilih menikmati asiknya jalan kaki di sore hari untuk bisa sampai di kampus, atau jika masi punya sedikit uang saya akan memilih naik gojek yang tidak kalah asiknya, hmmm jika naik gojek uang yang yang saya miliki tidak cukup saya masih bisa naik bemo sambil mengenang masa-masa awal kuliah s1 dulu. Hal itu tidak kalah menyenangkan kok untuk saya sekarang. Intinya saya tidak lagi mau menyiksa diri dengan menelangsakan diri sendiri dengan perasaan dan pikiran-pikiran seharusnya. Nikmati saja apa yang ada, dan syukuri setiap moment yang tercipta. Karena roda kehidupan itu berputar, apapun yang terjadi saat ini, akan ada balasannya dikemudian hari. Itu janji Tuhan

Keyakinan atas kuasa Tuhan yang maha membolak balik kan dunia beserta isinya, keyakinan bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan umatNya membuat saya lebih legowo dan ikhlas dalam menjalani setiap langkah yang memang harus saya ambil sekarang. Terlebih lagi, dari itu semua bisa membuat beban yang saya miliki terasa lebih ringan.